Pages

Selasa, 06 Agustus 2019

Hempas Manja Penyakit Hepatitis, Yuk Sayangi diri kita




dok. Pribadi


Mencegah lebih baik daripada mengobati pepatah yang luar biasa banget ya yang mungkin sudah sering sekali didengar, dan dalam kesempatan kali ini acara temu blogger Bali Kemenkes RI 2019 sangat bersemangat sekali mengenalkan masalah hepatitis terlebih dahulu kepada blogger dan juga mahasiswa agar memahami penyakit hepatitis

Kurang lebih 100 peserta yang terdiri dari para blogger netizen dan mahasiswa Poltekkes di Bali menghadiri paparan para ahli kesehatan, blogger dan mahasiswa yang masih awam tentang hepatitis menerima informasi bagus tentang jenis-jenis hepatitis dan cara penularannya

Hal yang sangat luar biasa dari pembukaan acara oleh Dr Widyawati MKM mengenai kesadaran bahwa peran blogger dan netizen sangatlah besar apalagi sebagai duta kesehatan Kemenkes RI mengajak blogger dan netizen untuk menyebarkan informasi kebaikan menyebarkan tentang kesehatan khususnya hepatitis ke masyarakat melalui ranah digital

Dan hal yang sangat luar biasa penyebaran informasi tentang kesehatan di ranah digital ditunjang dengan adanya kurang lebih 143,26 juta pengguna internet di Indonesia banyak penduduk Indonesia yang mempunyai lebih dari satu gadget dan ini merupakan modal besar tentang informasi mengenai hepatitis.

dan informasi kesehatan yang bisa menjadi acuan untuk penyebaran informasi kesehatan di antaranya Dinas Kesehatan, media sosial, official kesehatan konten yang benar dan narasumber yang bisa dipercaya dan langsung aja deh kalian bisa Klik web Kemenkes RI langsung aja diklik www.sehatnegeriku.kemkes.go.id
  
Hepatitis??... wah seberapa bahayanya sih Penyakit Hepatitis, dan seberapa pahamnya sih kita soal penyakit Hepatitis,Pastinya kepikiran banget kan  dan ternyata hepatits itu penyakit yang sangat berbahaya dan tidak ada  obatnnya.
Hepatitis adalah penyakit pada hati yang disebabkan oleh berbagai macam hal, antara lain: infeksi virus hepatitis dan beberapa virus lainnya, obat-obatan tertentu, kebiasaaan minum alkohol, penyakit autoimun, kurang menjaga kebersihan, kelelahan,  Sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan pada sel-sel juga fungsi hati. Bila tidak segera diobati dengan tepat, hepatitis dapat mengarah pada penyakit sirosis atau kekerasan hati, hingga kanker hati.
Secara Diagnosa Dibandingkan virus HIV yang dapat menyebabkan AIDS, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B.

Silakan Lihat Gambar dibawah :

 





Bicara Tentang Hepatitis, banyak masyarakat yang belum  paham tetang Hepatitis. Untuk itu dari kementerian Kesehatan mengadakan seminar yang bertajuk “Jangan Biarkan Hepatitis Merenggut Kebahagianmu”  pada tanggal 31/07/2019 di Grand PalaceHotel Sanur bali. Acara seminar ini sekaligus memperingati Hari hepatitis Sedunia 28 Juli 2019.





dok. pribadi 




Dalam Hal ini Pembicara dalam seminar Hepatitis menghadirkan Moderator dan Narasumber sebagai berikut :
  
1. dr. Widyawati, MKM yang menjabat sebagai Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat. Beliau bertindak sebagai moderator.
2. dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes yang menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes RI
3. dr. Ketut Suarjana, MPMM yang menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Yang bersangkutan tidak bisa datang karena urusan penting (diwakilkan).
4. Prof. DR. dr. Ir. I Dewa Nyoman Wibawa, Sp.PD-KGEH yang menjabat sebagai Anggota Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Anggota PPHI-PGI-PEGI dan Ketua Cabang Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI)-PGI-PEGI Bali.  

Harapan dari seminar ini peran bloger, mahasiswa dan netizen sangatlah besar. Bisa menyebarkan informasi khususnya tentang Hepatitis ke masyarakat melalui Digital.








Hepatitis
Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis tipe A yang disebarkan dari tinja dan juga penderita yang biasanya menyebar melalui makanan dan minuman. Beberapa kasus hanya menampakkan sedikit gejala atau tanpa gejala terutama bagi yang berusia muda. Waktu antara dan gejala, antara 2-6 minggu.  Biasanya Gejala berakhir dalam 8 minggu  meliputi : mual, muntah-muntah, mencret, kulit kuning (terutama bagian putih dari mata), demam, dan nyeri abdomen.
Sekitar 10–15% dari penderita akan kambuh kembali dalam 6 bulan setelah infeksi pertama.
Penyebab
Biasanya penyakit ini disebarkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kotoran penderita hepatitis juga menyebar melalui kontak erat dengan penderita.
Tanda dan gejala hepatitis A yaitu:
  • Kelelahan
  • Demam
  • Mual dan muntah
  • Kehilangan nafsu makan
  • Menguningnya kulit dan bagian putih mata (jaundice), karena meningkatnya kadar bilirubin
  • Urin berwarna gelap seperti teh
  • Mencret
  • Kotoran BAB yang berwarna terang atau mirip tanah liat
Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium:
  • Pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual;
  • Stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan
  • Stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.
Pencegahan
Kasus-kasus ringan hepatitis A biasanya tidak memerlukan pengobatan dan kebanyakan orang yang terinfeksi sembuh sepenuhnya tanpa kerusakan hati permanen.
Perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sesudah dari toilet adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri terhadap virus Hepatitis A. Orang yang dekat dengan penderita mungkin memerlukan terapi imunoglobulin. Imunisasi hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix) atau bentuk kombinasi dengan vaksin hepatitis B (Twinrix). Imunisasi hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang dilakukan 6-12 bulan kemudian, sementara imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu bulan dan 6 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan di luar rumah.
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk Hepatitis A, sebab infeksinya sendiri biasanya akan sembuh dalam 1-2 bulan. Namun untuk mengurangi dampak kerusakan pada hati sekaligus mempercepat proses penyembuhan, beberapa langkah penanganan berikut ini akan diberikan saat dirawat di rumah sakit:
  • Istirahat
Tujuannya untuk memberikan energi yang cukup bagi sistem kekebalan tubuh dalam memerangi infeksi.
  • Anti mual
Salah satu dampak dari infeksiHhepatitis A adalah rasa mual, yang mengurangi nafsu makan. Dampak ini harus diatasi karena asupan nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan.
  • Istirahatkan hati
Fungsi hati adalah memetabolisme obat-obat yang sudah dipakai di dalam tubuh. Karena hati sedang mengalami sakit radang, maka obat-obatan yang tidak perlu serta alkohol dan sejenisnya harus dihindari selama sakit.
Pencegahannya untuk Hepatitis A adalah melakukan vaksinasi yang juga tersedia untuk orang-orang yang berisiko tinggi.

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi  kanker hati. Virus ini tidak menyebar melalui makanan atau kontak biasa, tetapi dapat menyebar melalui darah atau cairan tubuh dari penderita yang terinfeksi.
Seperti telah dipaparkan diatas Diagnosa hepatitis  B Dibandingkan virus HIV yang dapat menyebabkan AIDS, virus Hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas (infectious), dan sepuluh kali lebih banyak (sering) menularkan. Kebanyakan gejala Hepatitis B tidak nyata
Cara penularan Hepatitis B :
Bayi dapat terinfeksi dari ibunya selama proses kelahirannya. Melakuan kegiatan seksual tidak aman. Menggunakan  jarum suntik berulang, dan transfusi darah dengan virus di dalamnya. 
Hepatitis B dapat dicegah melalui vaksinasi, Direkomendasikan pada semua masyarakat untuk mendapat 3 vaksinasi (0, 1 bulan, dan 6 bulan) terutama ketika masih bayi untuk memberikan proteksi yang baik terhadap virus ini. Bagaimanapun, vaksinasi hanya memberikan proteksi maksimal sekitar 90 persen, dan tidak menyingkirkan sama sekali risiko infeksi.
Tes darah dapat menemukan tanda-tanda proses kerusakan hati. Jika penderita memiliki tanda-tanda tersebut, pengobatan hepatitis B dapat mencegah kerusakan hati yang disebakan virusnya. Pengobatan anti virus diberikan, untuk mencegah virus memperbanyak diri dengan meng-kopi-nya. Bagaimanapun, sekali virus masuk, maka tidak mungkin untuk menyingkirkannya semuanya hingga tuntas.







Penularan
Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya. Penderita Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular.
  • Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.
  • Secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama (Hanya jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah,dll), lendir (berciuman) atau luka yang mengeluarkan darah serta hubungan seksual dengan penderita.

Hepatitis C adalah infeksi yang terutama menyerang organ hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C seringkali tidak memberikan gejala, namun infeksi kronis dapat menyebabkan parut (eskar) pada hati, dan setelah menahun menyebabkan sirosis. Dalam beberapa kasus, orang yang mengalami sirosis juga mengalami gagal hati, kanker hati, atau pembuluh yang sangat membengkak di esofagus dan lambung, yang dapat mengakibatkan perdarahan hingga kematian.
 Seseorang terutama terkena hepatitis C melalui kontak darah, penggunaan narkoba suntik, peralatan medis yang tidak steril, dan transfusi darah. Sekira 130–170 juta orang di dunia menderita hepatitis C

Gejala dan Tanda
Hepatitis C menunjukkan gejala akut hanya pada 15% kasus. Gejalanya seringkali ringan dan tidak kentara, termasuk penurunan nafsu makan, sakit kepala, letih, nyeri otot atau nyeri sendi, dan menurunnya berat badan Hanya sedikit kasus infeksi akut yang terkait dengan ikterus.nfeksi ini dapat sembuh sendiri tanpa diobati pada 10-50% penderita, dan lebih sering menyerang perempuan usia muda dibandingkan dengan kelompok lain.
Efek pada organ di luar hati
Meskipun jarang, hepatitis C juga dapat berkaitan dengan Sindrom Sjögren (kelainan autoimun), kadar trombosit darah yang rendah (di bawah normal), penyakit kulit kronis, diabetes, dan limfoma non-Hodgkin.
Penyebab
Virus hepatitis C merupakan virus RNA yang berukuran kecil, bersampul, berantai tunggal, dengan sense positif. Virus ini merupakan anggota genushepacivirus dalam famili Flaviviridae. Terdapat tujuh genotipe utama HCV. Di Amerika Serikat, genotipe 1 merupakan penyebab pada 70% kasus hepatitis, genotipe 2 pada 20%, dan genotipe lainnya masing-masing 1%. Genotipe 1 juga merupakan genotipe yang paling banyak ditemui di Amerika Selatan dan Eropa.
Penggunaan narkoba suntik
Penggunaan narkoba suntik merupakan faktor risiko utama penularan virus hepatitis C di banyak negara di dunia. Kejadian di 77 negara menunjukkan bahwa 25 negara memiliki angka hepatitis C pada populasi pengguna narkoba suntik antara 60% dan 80%, termasuk di Amerika Serikat dan Cina. Di dua belas negara angkanya lebih besar dari 80%. Sebanyak sepuluh juta pengguna narkoba suntik terinfeksi hepatitis C; Cina (1,6 juta), Amerika Serikat (1,5 juta), dan Rusia (1,3 juta) memiliki total terbanyak. Angka hepatitis C pada warga binaan di lembaga pemasyarakatan di Amerika Serikat sepuluh hingga dua puluh kali lipat dibandingkan dengan populasi umum, dan penelitian ini mengaitkannya dengan perilaku berisiko seperti penggunaan narkoba suntik dan pembuatan tato dengan peralatan yang tidak steril.
Indikasi Penyakit
Tanda orang yang terkena hepatitis E ini mengalami gejala-gejala yang lebih sering dimiliki orang dewasa daripada anak-anak. Jika ada, gejala biasanya muncul secara tiba-tiba; seperti demam, rasa letih, hilang nafsu makan, rasa mual, sakit perut, air seni berwarna tua, warna kekuningan pada mata dan kulit. Penyakit Hepatitis E terjadi lebih parah pada wanita hamil, terutama pada 3 bulan terakhir masa kehamilan. Masa inkunasi hepatitis E rata-rata 40 hari (rentang: 15-60 hari).
Diagnosa atas virus ini dilakukan pada seseorang yang mengalami gejala-gejala tersebut apabila ia tidak terdiagnosa terjangkit oleh Hepatitis A, B, dan C.

Hepatitis D adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis D (Delta Virus). Virus ini mengakibatkan terjadinya radang pada hati.

Hepatitis D merupakan salah satu jenis dari 5 jenis hepatitis, yaitu hepatitis A, B, C, D dan E. Setiap jenis hepatitis memiliki metode penyebaran dan gejala yang berbeda-beda. Namun khusus untuk hepatitis D, penyakit ini membutuhkan virus Hepatitis B untuk menjangkiti sel hati. Penularannya dapat ditempuh dengan dua cara, yang pertama adalah infeksi bersamaan secara simultan Hepatitis B dengan Hepatitis D (koinfeksi), dan yang kedua adalah infeksi virus Hepatitis D pada individu yang telah terinfeksi Hepatitis B sebelumnya (superinfeksi).
Hepatitis D dapat menimbulkan penyakit akut maupun kronis. Hepatitis D akut terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan gejala yang lebih hebat dibanding hepatitis D kronis. Jika infeksi hepatitis D terjadi selama 6 bulan atau lebih, maka infeksi yang terjadi merupakan infeksi kronis. Pada infeksi kronis, gejala yang timbul akan berkembang dan bertambah parah secara perlahan. Virus biasanya menetap di tubuh selama beberapa bulan sebelum gejala pertama muncul. Semakin lama infeksi hepatitis D terjadi, maka risiko terjadinya komplikasi akibat penyakit ini semakin tinggi.
Hingga saat ini, belum diketahui obat untuk menyembuhkan hepatitis D maupun vaksin untuk mencegah infeksi hepatitis D. Akan tetapi, penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin hepatitis B karena virus Hepatitis D hanya dapat menyebabkan infeksi bila terdapat virus Hepatitis B.
Pengobatan hepatitis D yang dilakukan sedini mungkin dapat mencegah terjadinya gagal hati pada penderitanya. Infeksi Hepatitis D penting dideteksi karena dapat menyebabkan gagal hati dan perburukan cepat ke arah sirosis dan kanker hati, serta meningkatnya angka kematian pada penderita dewasa.
Gejala Hepatitis D
Infeksi hepatitis D seringkali bersifat asimptomatik (tidak menimbulkan gejala) pada sekitar 90% penderitanya. Selain itu, infeksi hepatitis D seringkali sulit dibedakan dari infeksi virus hepatitis lainnya secara klinis, terutama gejala infeksi virus hepatitis B. Gejala hepatitis B dan D sangat mirip sehingga sulit untuk menentukan virus mana yang menimbulkan gejala pada penderita. Pada beberapa kasus, hepatitis D dapat membuat gejala hepatitis B menjadi lebih buruk. Selain itu, penderita hepatitis B dengan gejala asimptomatik dapat mengalami gejala hepatitis B akibat infeksi hepatitis D. Periode inkubasi hepatitis D, yaitu waktu yang dibutuhkan virus dari terpapar hingga menimbulkan gejala, adalah sekitar 21-45 hari. Namun, dapat juga berlangsung lebih cepat, terutama pada superinfeksi. Gejala hepatitis D yang umumnya ditemui antara lain adalah:
  • Kulit dan mata menjadi kuning.
  • Rasa lelah.
  • Mual dan muntah.
  • Nyeri sendi.
  • Nyeri perut.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Warna urine berubah menjadi gelap seperti teh.
  • Gatal-gatal.
  • Tampak bingung.
  • Memar dan perdarahan.
Penyebab Hepatitis D
Hepatitis D disebabkan oleh infeksi virus hepatitis D (HDV) yang dapat menyebar melalui cairan tubuh atau kontak langsung dengan penderita. HDV dapat ditularkan melalui:
  • Urine.
  • Kehamilan (dari ibu ke janin).
  • Persalinan (dari ibu ke bayi).
  • Cairan sperma.
  • Cairan vagina.
  • Darah.
Jika seseorang sudah terinfeksi HDV, orang tersebut dapat menularkan HDV ke orang lain, bahkan sebelum gejala hepatitis D muncul. Beberapa hal yang menyebabkan seseorang menjadi lebih mudah terkena hepatitis D antara lain adalah:
  • Terkena infeksi hepatitis B.
  • Sering menerima transfusi darah.
  • Melakukan hubungan seks sesama jenis, terutama pria.
  • Penyalahgunaan obat-obatan terlarang melalui jarum suntik, misalnya heroin.
  • Pasien cuci darah.
  • Pekerja fasilitas kesehatan.
Diagnosis Hepatitis D
Untuk memastikan diagnosis hepatitis D pada penderita, dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah sebagai berikut:
  • Pemeriksaan Antibodi. Jika ditemukan antibodi anti-hepatitis D (IgM dan IgG anti-HDV), maka pasien positif menderita hepatitis D. Selain antibody, dapat diperiksa banyaknya virus dalam darah (viral load) untuk hepatitis D yaitu HDV RNA. Namun pemeriksaan ini masih jarang tersedia. Perlu diingat bahwa infeksi HDV hanya bisa terjadi bersamaan atau setelah terjadinya infeksi HBV. Oleh karena itu, dapat juga dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi hepatitis B pada pasien.
  • Pemeriksaan Fungsi Hati. Tes ini bertujuan untuk memeriksa kondisi oorgan hati melalui sampel darah. Dari hasil tes, dapat diketahuiapakahhati mengalami gangguan atau kerusakan berdasarkan parameter-parameter yang diperiksa pada sampel darah, antara lain adalah:
    • Kadar protein dalam darah (albumin).
    • Kadar enzim hati (SGOT dan SGPT).
    • Kadar bilirubin.
    • Status pembekuan darah (Trombosit dan INR), mengingat hati memroduksi protein yang penting dalam pembekuan darah.
  • USG, CT scan atau Ketiga metode pemindaian ini dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kanker hati yang merupakan komplikasi dari hepatitis D.
Cara pencegahan hepatitis D terbaik adalah dengan mencegah terjadinya hepatitis B. Untuk menghindari terjadinya hepatitis B, dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan sebagai berikut:
  • Hindari penggunaan obat-obatan Hindari menggunakan obat-obatan terlarang terutama yang menggunakan jarum suntik. Gunakan jarum yang steril dan jangan pernah berbagi pakai jarum suntik.
  • Lebih berhati-hati dalam tindik dan Jika berniat untuk ditindik atau ditato, pastikan peralatannya bersih dan steril.
  • Gunakan kondom. Selalu lakukan aktivitas seks dengan aman dan sehat. Jangan pernah berhubungan seks tanpa menggunakan kondom kecuali yakin partner Anda tidak terinfeksi hepatitis atau infeksi menular seksual lainnya
  • Menjalani vaksinasi hepatitis B. Anak-anak serta orang dewasa yang memiliki risiko tinggi terkena hepatitis B wajib menjalani vaksinasi hepatitis B.
Terakhir diperbar
Hepatitis E adalah infeksi hati akut berpotensi serius, yang disebabkan oleh virus HEV. Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya ada sekitar 20 juta infeksi hepatitis E. Hampir lebih dari 56 ribu kasus di antaranya berakhir dengan kematian. 
Berikut semua hal yang perlu Anda tahu seputar hepatitis E.
Apa penyebab hepatitis E?
Mirip dengan hepatitis A, virus hepatitis E biasanya ditularkan ketika seseorang mengonsumsi air atau makanan yang telah terkontaminasi feses orang lain yang terinfeksi virus ini. Penularan bahkan tetap bisa terjadi jika Anda hanya menelan sedikit saja.
Risiko Anda untuk terinfeksi HEV bisa meningkat jika Anda tinggal atau bepergian ke negara dengan kulaitas kebersihan yang buruk, terutama di wilayah yang sangat padat penduduk. Selain itu, penyakit ini bisa ditularkan melalui transfusi darah. Ibu hamil yang terinfeki juga bisa menularkan virus ke janinnya. Yang lebih langka, hepatitis E bisa menular dari hewan yang terinfeksi.
Tubuh biasanya akan menyembuhkan dirinya sendiri dalam beberapa minggu. Dalam kasus lainnya, virus ini berakibat pada gagal hati.
Siapa saja yang berisiko tinggi terinfeksi hepatitis E?
Semua orang bisa terkena hepatitis. Namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda terkena hepatitis E, yaitu::
  • Kebersihan pribadi yang buruk dan masuknya virus hepatitis E ke feses ketika BAB
  • Hubungan seks tanpa kondom (anal, oral, vaginal) dengan beberapa pasangan seks atau dengan seseorang yang terinfeksi HEV
  • Tinggal dengan seseorang yang menderita infeksi HEV kronis
  • Traveling ke wilayah dengan tingkat infeksi HEV yang tinggi
Apa saja tanda dan gejala hepatitis E?
Pada umumnya gejala HEV bisa muncul sekitar 2 sampai 7 minggu setelah terpapar virus, dan biasanya berlangsung selama sekitar 2 bulan. Gejala hepatitis E yang umum, meliputi:
  • Menguningnya warna kulit dan mata (jaundice)
  • Urin gelap seperti teh
  • Nyeri sendi 
  • Hilang nafsu makan
  • Nyeri perut
  • Pembengkakan hati
  • Gagal hati akut
  • Mual 
  • Muntah
  • Kelelahan 
  • Demam 
Apa saja komplikasi hepatitis E yang mungkin terjadi?
Kebanyakan orang yang terinfeksi HEV sewaktu dewasa bisa pulih sepenuhnya hanya dengan sedikit komplikasi. Angka kematian untuk virus ini termasuk rendah.
Namun demikian, pada kasus langka infeksi ini bisa menyebabkan gagal hati yang mengancam nyawa. Ibu hamil yang positif HEV paling berisiko untuk memiliki komplikasi fatal ini. Risiko bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah untuk terkena infeksi hepatitis E kronis lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya.
Apa saja pengobatan hepatitis E yang tersedia?
Tujuan pengobatan adalah untuk menyingkirkan virus dari tubuh. Jika sistem kekebalan tubuh Anda cukup kuat, Anda mungkin tidak membutuhkan obat-obatan. Dokter bisa menganjurkan Anda untuk:
  • Beristirahat di rumah sampai energi Anda kembali. Begitu Anda merasa lebih baik, jangan terburu-buru untuk kembali ke rutinitas Anda yang biasa. Jika Anda mencoba untuk kembali aktif dengan cepat, Anda bisa merasa sakit lagi.
  • Minum banyak cairan untuk menghindari dehidrasi. Pilihlah cairan tinggi kalori seperti jus buah dan sup kaldu.
  • Jalani diet sehat, hindari beberapa makanan tertentu
  • Jangan minum alkohol atau menggunakan narkoba. Keduanya dapat merusak hati.
Obat hepatitis E
Untuk langkah pertama mengobati hepatitis E, dokter biasanya menggunakan terapi imunosupresi. Hasilnya, viral load (jumlah virus dalam darah) HEV bisa berkurang hingga 30% pada pasien.
Bagi pasien yang terapi imunosupresinya tidak bisa dikurangi dan bagi mereka yang virusnya tidak berkurang setelah menggunakan imunosupresi, dianjurkan untuk menggunakan terapi antivirus. Monoterapi ribavirin (600-1000 mg/hari) untuk minimal 3 bulan akan diresepkan sebagai pilihan pertama.
Beri tahu dokter semua obat yang Anda gunakan, termasuk obat herbal. Jangan memulai atau menghentikan obat apapun tanpa berkonsultasi pada dokter terlebih dahulu.
Transplantasi hati
Pasien yang terinfeksi HEV kronis dan yang telah menjalani transplantasi hati biasanya akan dianjurkan terapi interferon alfa pegilasi untuk 3-12 bulan. Namun, pengobatan ini bisa memicu efek samping yang signifikan dan penolakan organ pada penerima transplan, terutama cangkok jantung atau ginjal.
Jika Anda memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau sedang hamil, periksakan diri Anda ke dokter. Anda mungkin perlu dirawat di rumah sakit.
Bisakah penularan hepatitis E dicegah?
Jangan sembarangan mengonsumsi air yang tidak bersih atau makanan mentah atau tidak dikupas. Ini termasuk buah-buahan, sayuran, dan kerang, yang biasanya dibilas dengan air. Sebaliknya, minumlah air yang dimurnikan atau air rebusan. Selalu jadikan cuci tangan sebagai bagian dari kebiasaan anda sehari-hari, terutama setelah dari toilet juga sebelum dan setelah menyiapkan makanan.
Demikian tentang penjelasan Hepatitis secara Umum  yang kami sampaikan dr hasil seminar tentang bahayanya Hepatitis. Semga infrmasi ini bisa tersampaian ke selruruh pembaca digital seluruh Indonesia.
Yuk kita mulai dari sekarang katakana #elminasihepati  Dan ternyata penularan hepatitis dari ibu ke anak atau secara vertikal memiliki kemungkinan sekitar 90% hingga hingga 95% hal tersebut yang mendasari Kemenkes memprioritaskan deteksi dini pada ibu hamil deteksi dini Hepatitis B pada ibu hamil dilakukan di Indonesia pada tahun 2013 dimulai dari DKI Jakarta dan terus berkembang ke provinsi lainnya di tahun-tahun berikutnya sejak 2016 pemeriksaan hepatitis dilakukan dengan rapid diagnostic test (RDT ) hepatitis B Surface Antigen (HBsAg) 






 
      berdasarkan sistem informasi hepatitis dan penyakit infeksi saluran pencernaan atau sihepi 2018-2019 jumlah ibu hamil yang diperiksa Hepatitis B sebanyak 1.643.024 di 34 provinsi hasilnya sebanyak 30.965 ibu hamil reaktif terinfeksi virus hepatitis B dan 15.747 bayi baru lahir dari ibu  rekreatif Hepatitis B telah diberikan Imunoglobulin Hepatitis

        Pencegahan penularan hepatitis B dari ibu ke bayi dilakukan dengan vaksinasi HB setelah bayi kurang dari 24 jam sementara pada bayi baru lahir dari ibu stress B segera beri imunoglobulin Hepatitis B kurang dari 24 jam Apa sih Hepatitis,  Hepatitis atau peradangan hati disebabkan oleh virus hepatitis perlemakan parasit malaria atau Ameba alkohol obat-obatan dan virus lainnya direktur pencegahan dan pengendalian penyakit menular langsung Dr wiendra Waworuntu M.kes mengatakan cara penularan untuk Hepatitis A dan Hepatitis E melalui kotoran atau mulut sementara Hepatitis B C dan D melalui kontak cairan tubuh ibu ke anak, anak-anak atau dari dewasa ke anak transfusi darah dan organ yang tidak di skrining penggunaan jarum yang tidak aman hubungan seksual serta kontak dengan darah.

       Cara penularan hepatitis A melalui kotoran dan ada orang membuang tinja sembarangan kemudian tidak Cuci tangan pakai sabun dan menyentuh makanan dia bisa terinfeksi hepatitis akut dia bisa menjadi carier sampai selesai masa inkubasi sekitar 50 hari. semua negara melakukan penanggulangan Hepatitis atau eliminasi  Hepatitis  melalui pencegahan dan pengobatan. Hari hepatitis sedunia jatuh pada 28 Juli bertepatan dengan hari lahir penemu virus hepatitis B Baruch Samuel Bloomberg

      Dan tema nasional peringatan Hari hepatitis sedunia tahun 2019 adalah Elliminasi Hepatitis selamatkan generasi Penerus Bangsa, tujuan peringatan Hari wanita sedunia adalah meningkatkan perhatian kepedulian dan pengetahuan berbagai pihak tentang besarnya masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh virus Hepatitis, Bali terpilih sebagai tempat penyelenggaraan hari hepatitis sedunia ke-10 tahun 2019  30 Juli 2019 dalam penyelenggaraannya diadakan seminar hepatitis dihadiri oleh Dirjen pencegahan dan pengendalian penyakit Kemenkes RI dan pemerintah daerah mengucapkan terima kasih atas terpilihnya Bali sebagai tempat penyelenggaraan Seminar ini dapat mendorong visi nangun sat kerthi Loka Bali melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Bali era baru untuk mewujudkan krama Bali yang sejahtera dan bahagia.


         Pemerintah provinsi Bali telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian hepatitis pada tahun 2018 telah dilaksanakan deteksi dini Hepatitis B berinteraksi dengan triple eliminasi triple eliminasi ( HIV Sifilis dan Hepatitis) di 7 Kota kabupaten ke-7 kabupaten kota tersebut adalah kabupaten  Badung Gianyar Jembrana Karangasem Klungkung Bangli dan kota Denpasar

Untuk memperluas akses layanan hepatitis kepada masyarakat tahun 2019 dikembangkan pelaksanaan DDHB di Kabupaten Tabanan kadiskes Bali berharap dengan seminar ini dapat menambah ilmu terkait pencegahan dan pengendalian hepatitis Selain itu upaya pencegahan dan pengendalian ini diharapkan mendapat dukungan dari masyarakat sehingga triple eliminasi di semua kabupaten kota di Bali dapat berjalan maksimal.

Dari berbagai laporan dan riset Indonesia termasuk negara dengan endemisitas tinggi hepatitis B pakan terbesar ke-2 di Asia Pasifik setelah Myanmar diperkirakan sebanyak 28 juta orang terinfeksi Hepatitis B dan C di mana 114 juta di antaranya berpotensi menjadi kronik dari kronik tersebut 1,4 juta Potensi menjadi sirosis



Mencegah lebih baik daripada mengobati pepatah yang luar biasa banget ya yang mungkin sudah sering sekali didengar, dan dalam kesempatan kali ini acara temu blogger Bali Kemenkes RI 2019 sangat bersemangat sekali mengenalkan masalah hepatitis terlebih dahulu kepada blogger dan juga mahasiswa agar memahami penyakit hepatitis

Kurang lebih 100 peserta yang terdiri dari para blogger netizen dan mahasiswa Poltekkes di Bali menghadiri paparan para ahli kesehatan, blogger dan mahasiswa yang masih awam tentang hepatitis menerima informasi bagus tentang jenis-jenis hepatitis dan cara penularannya

Hal yang sangat luar biasa dari pembukaan acara oleh Dr Widyawati MKM mengenai kesadaran bahwa peran blogger dan netizen sangatlah besar apalagi sebagai duta kesehatan Kemenkes RI mengajak blogger dan netizen untuk menyebarkan informasi kebaikan menyebarkan tentang kesehatan khususnya hepatitis ke masyarakat melalui ranah digital

Dan hal yang sangat luar biasa penyebaran informasi tentang kesehatan di ranah digital ditunjang dengan adanya kurang lebih 143,26 juta pengguna internet di Indonesia banyak penduduk Indonesia yang mempunyai lebih dari satu gadget dan ini merupakan modal besar tentang informasi mengenai hepatitis.

dan informasi kesehatan yang bisa menjadi acuan untuk penyebaran informasi kesehatan di antaranya Dinas Kesehatan, media sosial, official kesehatan konten yang benar dan narasumber yang bisa dipercaya dan langsung aja deh kalian bisa Klik web Kemenkes RI langsung aja diklik
 www.sehatnegeriku.kemkes.go.id
  

8 komentar:

  1. Menanamkan hidup sehat langkah yang cermat untuk mencegah hepatitis.

    BalasHapus
  2. Semoga kita para blogger bisa menyebarkan informasi positif tentang bahaya Hepatitis...karena penyakit ini termasuk silent killer lebih berbahaya dr HIV Aids, butuh penanganan yang serius. Agar penyebaran virus hepatitis makin berkurang yuk kita mulai dari diri sendiri dengan menerapkan perilaku hidup sehat.

    BalasHapus
  3. Serem ya memang kalo bicara penyakit. Mari lebih care mulai sekarang. Agar terhindar dari penyakit menular seperti ini.

    BalasHapus
  4. Ngeri dengan bahaya dan akibat hepatitis. Yyk, semangat hidup sehat dan eliminasi hepatitis

    BalasHapus
  5. Ngeriii kalau sampai terinfeksi Salah satu penyakit hepatitis ini . Yoook kita pola hidup sehat... 🙏🙏

    BalasHapus
  6. Menjaga kesehatan dari hepatitis sama halnya dengan prinsip wasapada. Karena, hepatitis ini bikin orang terjangkit tanpa disadari.

    BalasHapus